Rupiah Terangkat Kesiapan BI Respons The Fed

INILAHCOM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 0,23%. Salah satunya, karena pasar merespons positif kesiapan pemerintah dan BI dalam merespons kebijakan moneter The Fed.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia, dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 27 poin (0,23%) ke posisi 11.404 per 28 Maret 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya, 21 Maret di level 11.431.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, laju nilai tukar rupiah kembali positif sepanjang pekan kemarin. “Laju rupiah mampu kembali mengalami kenaikan setelah dirilisnya penurunan indeks manufaktur China,” katanya kepada INILAHCOM.

Pasar memanfaatkan terapresiasinya Yuan setelah salah satu pejabat China memberikan komentarnya terkait kemungkinan pelonggaran moneter untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi. “Selain itu, sentimen positif juga datang dari respons terhadap kesiapan Pemerintah dan BI dalam menghadapi kebijakan moneter The Fed,” ujarnya.

Menguatnya beberapa mata uang emerging market yang terimbas terapresiasinya Yuan meski ekonomi China dinilai masih dalam perlambatan, juga memberikan sentimen positif bagi penguatan lanjutan rupiah. “Padahal Yuan sempat melemah karena sentimen tersebut namun dapat terangkat meski tipis setelah People’s Bank of China (PBoC) menaikkan reference rate Yuan,” papar dia.

Terapresiasinya rupiah juga didukung kenaikan Rupee India seiring harapan positif Pemilu dan kenaikan poundsterling setelah Bank of Japan (BoJ) memberi sinyal potensi kenakan suku bunga. “Laju rupiah juga sempat berbalik melemah seiring melemahnya nilai tukar poundsterling sehingga dimanfaatkan terapresiasinya dolar AS,” ungkap dia.

Pelemahan laju euro seiring dengan masih adanya indikasi perlambatan data ekonomi. Di sisi lain, rilis kenaikan CB consumer confidence dan stabilnya case-shiller home price bulanan AS mampu memberikan sentimen positif bagi laju dolar AS.

Apresiasi nilai tukar won Korea, dolar Australia dan Poundsterling tidak mampu memberikan imbas positif bagi bertahannya rupiah di zona hijau. “Apalagi setelah pasar merespons negatif pernyataan Presiden Obama bahwa ekskalasi tensi geopolitik di Ukraina dapat meningkat,” ucapnya.

Peningkatan eskalsasi tersebut seiring dengan rencana pengenaan sangsi ke Rusia yang membuat ketidakpastian dan pelaku pasar memilih aset save haven. “Laju rupiah pekan ini akan ditentukan oleh rilis data-data ekonomi dalam negeri dan perkembangan rilis data ekonomi beberapa wilayah lainnya sehingga diharapkan masih dapat mempertahankan apresiasinya,” imbuh Reza. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*