Petugas di Bank BNI, Jakarta, menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika Serikat, Selasa (28/5). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
“Survei penjualan ritel domestik yang melambat kembali membebani kinerja rupiah pada hari ini,” kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, survei itu juga mengindikasikan ekspektasi tekanan harga pada tiga bulan mendatang yang diperkirakan meningkat sehingga memicu inflasi tinggi.
“Diharapkan BI mengambil kebijakan yang dapat menahan inflasi dalam rapat dewan gubernur, besok (12/6), sehingga imbasnya positif bagi rupiah,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, keputusan Bank Dunia memangkas pertumbuhan ekonomi dunia menambah peluang mata uang dolar AS bertahan di area positif.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, menambahkan, penguatan dolar Amerika Serikat seiring dengan pertambahan lowongan pekerjaan di negara itu.
—
Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa
Speak Your Mind