Rupiah Senin pagi melemah menjadi Rp13.860

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah sebesar delapan poin menjadi Rp13.860 dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp13.852 per dolar AS.

“Secara umum, mata uang rupiah masih tertekan walaupun masih bertahan di bawah level Rp14.000 per dolar AS. Peluang depresiasi rupiah lebih lanjut cukup terbuka, terutama akibat faktor eksternal,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.

Menurut dia, faktor eksternal seperti gejolak pasar saham Tiongkok akibat laju pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan masih melambat serta membaiknya data Amerika Serikat akan menjadi ancaman utama terhadap mata uang rupiah.

Tercatat, tenaga kerja non-pertanian AS naik menjadi 292.000, melebihi ekspektasi pasar.

Di sisi lain, lanjut dia, harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada Rapat Dewan Gubernur pekan ini juga diperkirakan terhambat karena faktor eksternal itu.

“Harapan pemangkasan BI rate telah tumbuh semenjak inflasi Desember 2015 cukup rendah. Bank Indonesia sempat menyatakan bahwa ada ruang untuk pelonggaran moneter, namun faktor eksternal dapat membatasi aksi BI,” katanya.

Ia mengharapkan bahwa sentimen dari cadangan devisa Indonesia periode Desember 2015 yang naik dapat menambah kepercayaan investor uang di dalam negeri sehingga menahan pelemahan rupiah lebih dalam.

Dalam data Bank Indonesia tercatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2015 ini tercatat sebesar 105,9 miliar dolar AS, meningkat signifikan dari posisi akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa sentimen data cadangan devisa Indonesia yang naik itu menandakan kestabilan ekonomi domestik, diharapkan situasi itu dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengkumulasi aset berisiko.

“Di sisi lain, laju inflasi 2016 yang diproyeksikan masih terjaga juga diharapkan menjaga laju mata uang rupiah,” katanya.

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © ANTARA 2016


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*