Rupiah Senin pagi melemah menjadi Rp12.535

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah sebesar 15 poin menjadi Rp12.535 dibandingkan sebelumnya Rp12.520 per dolar AS.

Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan kembali meningkatnya ekspektasi pasar terhadap Federal Reserve yang akan menaikan suku bunganya pada pertengahan tahun ini menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang rupiah.

“Rencana the Fed menaikan suku bunga masih sesuai jalur, kondisi itu membuat laju mayoritas mata uang di negara-negara kawasan Asia serta Euro juga mengalami pelemahan,” katanya.

Dari dalam negeri, menurut dia, sentimennya juga relatif negatif dimana data-data makroekonomi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir pekan lalu (Jumat, 2/1) belum sesuai harapan sehingga membuat nilai tukar rupiah bergerak melemah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan November 2014 mengalami defisit 420 juta dolar AS. Sementara inflasi Desember 2014 mencapai 2,46 persen, lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2,1-2,2 persen.

Kendati demikian, ia mengharapkan bahwa penyempurnaan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/21/PBI/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank dan Surat Edaran Ekstern Nomor 16/24/DKEM tanggal 30 Desember 2014 perihal Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank, diharapkan mampu menjaga rupiah tidak tertekan lebih dalam.

“Kebijakan itu diharapkan mampu menyelaraskan praktek umum kegiatan usaha di dalam negeri serta upaya mendorong pembangunan infrastruktur sehingga ekonomi Indonesia ke depan lebih baik,” katanya.

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*