Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat 61 poin menjadi Rp13.583 dibandingkan posisi Senin (9/11) sore Rp13.644 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah mempertahankan penguatannya sejak tadi pagi meski dibayangi kenaikan suku bunga acuan bank Amerika Serikat (Fed fund rate) pada Desember mendatang,” kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, faktor penguatan rupiah salah satunya seiring dengan penjagaan Bank Indonesia, hal itu dilakukan agar makroekonomi dan sistem keuangan di dalam negeri stabil, mengingat arah perbaikan ekonomi domestik mulai terlihat.
“Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah lima persen, namun arahnya membaik, ke depannya cukup terbuka untuk tumbuh di atas lima persen,” katanya.
Ia optimistis perekonomian Indonesia mendatang terus membaik seiring dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan terasa dampaknya pada tahun 2016.
“Fundamental ekonomi Indonesia yang membaik akan menahan sentimen negatif dari eksternal, terutama dari kenaikan suku bunga acuan AS,” katanya.
Rully Nova menambahkan bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang diperkirakan masih dipertahankan di level tinggi sebesar 7,5 persen hingga akhir tahun ini akan menjaga insentif bagi portofolio aset investasi.
“BI rate di level tinggi akan menjadi insentif bagi arus modal yang masuk dalam portofolio menjadi tetap menarik,” katanya.
Sementara itu, Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa penguatan nilai tukar domestik masih cenderung terbatas dikarenakan kondisi perekonomian Tiongkok yang masih melambat.
“Data perdagangan Tiongkok mengalami penurunan sehingga memicu kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global, itu akan membuat nilai tukar berisiko, termasuk rupiah masih dibayangi depresiasi,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (10/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.619 dibandingkan hari sebelumnya (9/11) Rp13.687 per dolar AS.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015
—
Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa
Speak Your Mind