Rupiah Selasa Pagi Unjuk Gigi di Rp13.341

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar delapan poin menjadi Rp13.341, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.349 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (31/1/2017) mengatakan bahwa mata uang rupiah terapresiasi tipis terhadap dolar AS di tengah aksi tunggu pelaku pasar terhadap data produk domestik bruto (PDB) dalam waktu dekat ini.

“Penguatan yang terjadi cenderung tipis seiring sikap pasar yang menahan diri menjelang rilis data inflasi dan data pertumbuhan PDB,’ katanya.

Ia menambahkan bahwa apresiasi mata uang domestik itu juga seiring dengan pelemahan dolar AS di pasar global menyusul munculnya kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menerbitkan”travel ban” untuk sejumlah negara muslim.

“Kebijakan itu direspon negatif pasar dan berimbas pada melemahnya dolar AS sehingga menjadi peluang bagi sejumlah mata uang uang dunia untuk terapresiasi,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar perlu mengantisipasi harga minyak mentah yang bergerak turun, kondisi itu dikhawatirkan mempengaruhi laju rupiah.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (31/1) pagi ini melemah 0,44 persen menjadi 52,40 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude turun 0,31 persen ke 55,06 dolar AS per barel.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa pelemahan dolar AS juga disebabkan hasil angka pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal empat 2016 yang di bawah estimasi sehingga direspon negatif oleh pelaku pasar uang.

“Kondisi itu membuat peluang kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) menjadi sangat rendah,” katanya. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*