Rupiah Selasa pagi Rp13.880 per dolar

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp13.880 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.860 per dolar AS.

“Laju mata uang rupiah kembali mengalami pelemahan seiring aksi tunggu pelaku pasar terhadap rilis data neraca perdagangan Indonesia yang sedianya akan dirilis pada pertengahan bulan ini,” kata Kepala riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Di sisi lain, lanjut dia, menurunnya cadangan devisa memberi sentimen negatif bagi laju rupiah. Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS, relatif sama dengan posisi akhir Oktober 2015 sebesar 100,7 miliar dolar AS.

Ia menambahkan bahwa pelemahan mata uang rupiah juga dipicu oleh melemahnya sejumlah mata uang regional menyusul harga minyak mentah dunia mengalami koreksi yang akhirnya berdampak pada harga komoditas.

Ia mengharapkan bahwa data neraca perdagangan Indonesia periode November 2015 yang sedianya akan dirilis pada pertengahan Desember ini dapat mencatatkan surplus sehingga mengurangi sentimen negatif bagi pasar uang di dalam negeri.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang melemah hampir 6 persen hingga dini hari tadi dipicu keputusan anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang belum akan memangkas produksi minyak hariannya.

Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS juga masih berada dalam sentimen penguatan menjelang rencana bank sentral Amerika Serikat akan menaikan suku bunga acuannya.

Ia mengatakan bahwa sentimen selanjutnya yang juga sedang ditunggu pasar yakni data neraca perdagangan Tiongkok, diharapkan data ekonomi Tiongkok itu mencatatkan hasil positif sehingga memberi sentimen positif bagi pasar di negara-negara berkembang.

Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*