Rupiah Negatif Tertekan Potensi Brexit

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 11 poin menjadi Rp13.404 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.393 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa mata uang rupiah kembali bergerak melemah bersamaan dengan kurs di kawasan Asia di tengah sentimen hasil keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan isu ke luarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

“Selain volatilitas yang biasa muncul menjelang pertemuan FOMC, aset berisiko juga kurang menarik di tengah isu Brexit, situasi itu membuat aset ‘safe haven’ seperti dolar AS menjadi incaran,” katanya, Rabu (15/6/2016).

Ia menambahkan bahwa pelemahan mata uang rupiah juga seiring dengan harga minyak mentah dunia yang sedang mengalami penurunan. Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu pagi ini, berada di level 47,76 dolar AS per barel, turun 1,51 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 49,05 dolar AS per barel, melemah 1,57 persen.

Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bersifat temporer menyusul masih terjaganya laju inflasi nasional.

“Rencana pemangkasan subsidi solar dan listrik terancam batal, situasi itu berpeluang mengoreksi harapan inflasi tinggi ke depannya,” katanya.

Analis Monex Investindo Futures Yulia Safrina menambahkan penguatan dolar AS relatif terbatas menyusul laju aktivitas sektor ritel di Amerika Serikat diprediksi akan melambat dari 1,3 persen pada bulan April menjadi 0,4 persen.

“Angka yang lebih rendah dari ekspektasi dapat melemahkan dolar AS,” katanya. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*