Rupiah menguat menjadi Rp13.389

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin sore bergerak menguat sebesar 94 poin menjadi Rp13.389 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.483 per dolar AS.

“Laju mata uang rupiah dipengaruhi oleh sentimen yang beredar di dalam negeri, neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus menjadi salah satu sentimen yang menopang nilai tukar domestik,” ujar Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus neraca sebesar 50,6 juta dolar AS pada Januari 2016, membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat defisit.

Lukman Leong menambahkan bahwa upaya pemerintah memberikan pengampunan pajak atau tax amnesty juga menjadi sentimen yang menopang rupiah dalam jangka menengah-panjang.

Penerapan tax amnesty itu dapat mendorong persediaan dolar AS di dalam negeri meningkat, sehingga volatilitas rupiah terhadap dolar AS dapat terjaga.

“Di sisi lain, tax amnesty juga berpotensi meningkatkan dana cadangan devisa Indonesia,” katanya.

Ia mengatakan bahwa penguatan rupiah juga dipicu dari laju inflasi Indonesia pada tahun 2016 yang diproyeksikan di level rendah. Inflasi yang rendah mendorong harapan pasar terhadap tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) berpotensi turun.

Dari eksternal, Lukman Leong mengatakan bahwa memudarnya kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS (Fed fund rate) menambah faktor positif bagi mata uang rupiah. Kondisi itu membuat aset-aset di negara berkembang kembali dilirik investor.

“Perkirakan kenaikan suku bunga AS sebanyak empat kali memudar menjadi dua kali, hal itu dikarenakan perekonomian global yang belum stabil,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (15/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.476 dibandingkan hari sebelumnya (12/2) Rp13.471.

Editor: Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT © ANTARA 2016


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*