Rupiah menguat menjadi Rp13.001 per dolar AS

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah menguat 73 poin menjadi Rp13.001 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi.

“Pergerakan dolar AS yang cenderung tertekan terhadap mayoritas mata uang utama di pasar global menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Ia mengatakan belum adanya faktor yang mendukung bagi bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) menaikkan suku bunga acuan menjadi salah satu penyebab dolar AS cenderung mengalami koreksi terhadap mayoritas mata uang dunia.

“Perhatian investor sedang tertuju ke pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan ini yang diperkirakan belum menaikkan suku bunganya,” katanya.

Ia menambahkan harga minyak mentah dunia jenis Brent yang masih bertahan di level 40 dolar AS per barel juga menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang negara penghasil komoditas, termasuk rupiah.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang rupiah cenderung terbatas karena sebagian pelaku pasar khawatir rupiah yang terlalu kuat berpotensi mempengaruhi ekonomi domestik.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengatakan kebijakan negara-negara maju  menerapkan suku bunga nol persen atau bahkan minus membuat imbal hasil menjadi kurang menarik sehingga investor pasar uang cenderung mengalihkan dananya ke negara-negara berkembang.

“Indonesia dengan suku bunga yang positif membuat aset-aset dalam bentuk rupiah diminati investor,” katanya.

Editor: Maryati

COPYRIGHT © ANTARA 2016


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*