Rupiah Menguat ke Posisi Rp 13.100/USD


shadow

Financeroll Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup menguat sebesar 60 poin menjadi Rp 13.100 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.160 per dolar AS.  Kurs rupiah bergerak menguat seiring dengan outlook peringkat utang Indonesia yang naik menjadi positif dari stabil oleh Standard & Poor’s (S&P). 

Kebijakan S&P yang menaikan outlook Indonesia itu seiring dengan struktur APBN yang memiliki ruang gerak fiskal besar. Situasi itu menjadi salah satu yang memberikan ruang bagi rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS. Di sisi lain,  hasil risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada April lalu yang menyatakan belum adanya indikasi sinyal kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) menambah topangan bagi mata uang rupiah bergerak menguat.

Namun, diperkirakan volatilitas rupiah masih akan tinggi karena belum adanya kepastian waktu kenaikan Fed fund rate. Di tengah ketidakpastian itu pelaku pasar uang akan tetap cenderung mengakumulasi mata uang yang dianggap dapat menjaga nilai, salah staunya dolar AS.  The Fed ingin menghindari volatilitas yang tinggi ketika suku bunga naik sehingga kenaikan suku bunga tidak akan tiba-tiba dan akan lebih mengikuti panduan yang diberikan dari pertemuan ke pertemuan.

Kenaikan suku bunga the Fed hanya akan terjadi secara terencana mengikuti panduan. The Fed yang masih enggan untuk menaikan suku bunga, memberi peluang untuk menekan mata uang dolar AS di negara berkembang termasuk di Indonesia.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (21/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.150 dibandingkan hari sebelumnya (20/5) Rp 13.169. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*