Rupiah Menguat ke Posisi Rp 12.473 per USD


shadow

Financeroll  – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (27/1) sore, menguat 34 poin menjadi Rp 12.473 per dolar AS dibanding sebelumnya di posisi Rp 12.507 per dolar AS.  Sentimen eksternal yang sempat menekan mata uang rupiah, terutama yang datang dari Yunani terkait kemenangan partai oposisi cenderung mulai memudar.

Selain itu, Yunani menjadi bagian sentimen di pasar keuangan global, termasuk di Indonesia. Partai pemenang pemilu Yunani yang anti penghematan anggaran sempat membuat kekhawatiran di kalangan pelaku pasar keuangan, namun partai pemenang itu akan menegosiasikan ulang kesepakatan utangnya sehingga meredakan ekspektasi keluarnya Yunani dari negara-negara Euro.

Situasi itu,  kembali mendorong pelaku pasar keuangan untuk kembali masuk ke instrumen mata uang berisiko termasuk rupiah sehingga mengalami peningkatan terhadap dolar AS.  Secara fundamental ekonomi Indonesia, lanjut Lukman Leong, juga masih cukup mendukung penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS. Harapan pertumbuhan ekonomi domestik di kisaran 5,6 – 5,8 persen pada tahun ini masih cukup kuat.

Nilai tukar domestik berpotensi menuju ke level Rp 12.300 per dolar AS.  Meski demikian, menurut dia, sentimen konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dapat menahan laju penguatan rupiah lebih tinggi.  Bagaimanapun, sentimen KPK-Polri menjadi salah satu pertimbangan bagi investor untuk menempatkan dananya untuk investasi.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (27/1) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.493 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (26/1) di posisi Rp 12.517 per dolar AS.  [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*