Rupiah Menguat di Tengah Hiruk-pikuk Yunani

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir nilai tukar rupiah berhasil menguat di tengah mencuatnya sentimen negatif dari krisis utang Yunani. Mengapa?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah menguat 22 (0,16%) ke posisi 13.316 pada pekan yang berakhir Jumat (3/7/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13.338 pada pekan yang berakhir Jumat (26/6/2015).

“Setelah melemah, rupiah kembali berada di zona hijau sepanjang pekan kemarin,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (5/7/2015).

Dengan adanya kisruh yang terjadi antara Yunani-IMF hingga berujung pada penutupan sejumlah bank di Yunani untuk mencegah penarikan tabungan secara massif membuat laju euro pun terpelanting ke zona merahdanmelemah dibandingkan laju dolar AS. “Meski laju dolar AS juga sedang melemah namun, rilis positif consumer sentiment di akhir pekan kemarin membuat pelemahan tersebut dapat tertahan,” ujarnya.

Dengan laju euro yang terlihat lebih melemah dibandingkan dengan laju dolar AS membuat pergerakan sejumlah mata uang lainnya turut melemah terhadap dolar AS, termasuk laju rupiah.”Laju rupiah di hari lainnya mampu berbalik naik meski diliputi maraknya berita negatif terutama dengan pelemahan nilai tukar euro,” ucapnya.

Mulai adanya aksi beli di pasar saham dan lelang obligasi pemerintah yang cukup diminati pasar memberikan sentimen positif.”Laju rupiah masih mampu berada di zona hijau meski pergerakannya sepanjang sesi cenderung sideways,” tuturnya.

Inflasi Juni 2015 yang mencapai 0,54% secara bulanan atau 7,26% secara tahunan sedikit meningkat dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,50% secara bulanan atau 7,15% secara tahunan, terutama didorong oleh kenaikan harga bahan makanan memasuki bulan Ramadan.

“Tetapi, realisasi inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi historis di bulan Ramadan tahun-tahun sebelumnya dan juga lebih rendah dari perkiraan BI dan para pelaku pasar sehingga dapat memberikan sentimen positif pada rupiah dan mengimbangi masih negatifnya laju euro,” papar dia.

Laju rupiah masih dapat bertahan di zona positif meski tipis setelah pelaku pasar mencoba mengantisipasi senitmen dari Yunani dan rilis data-data ekonomi AS. “Adanya harapan akan perubahan sikap Yunani untuk menerima klausul dari para krediturnya cukup memberikan sentimen positif pada laju Euro,” ungkap dia.

Hanya saja, lanjut dia, di sisi lain pelaku pasar juga mengantisipasi akan membaiknya rilis data-data ketenagakerjaan yang dapat berimbas pada penguatan kembali laju dolar AS.”Sentimen yang cukup berimbang inilah yang membuat laju rupiah cukup tertahan,” ungkap dia.

Laju rupiah selama sepekan masih mampu berada di atas target support 13.420. “Rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.400-13.370mengacu pada kurs tengah BI,” imbuhnya.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*