Rupiah Melempem Akibat Tekanan Eksternal Kekhawatiran Kelanjutan Tapering Fed

Pada perdagangan hari Senin pagi ini mata uang rupiah terpantau terjungkal melemah terhadap dollar AS (14/4). Rupiah melemah akibat tekanan yang timbul dari sisi eksternal, di mana kemungkinan Fed akan melanjutkan program tapering masih menghantui pasar.

Pasar menangkap indikasi bahwa the Fed akan mempercepat kenaikan tingkat suku bunga acuan. Ini membuat dolar AS menguat. Namun di sisi lain AS masih membutuhkan kebijakan yang akomodatif untuk mendukung pemulihan ekonominya yang artinya the Fed tidak akan terlalu cepat mengetatkan kebijakan moneter. Bank sentral memang memainkan peranan penting di pasar keuangan. Oleh karena itu, pasar akan mewaspadai setiap sentimen yang keluar.

Dari dalam negeri sendiri dukungan rupiah menguat mulai tampak. Pagi hari ini IHSG berhasil keluar dari tekanan dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Menguatnya bursa saham memberikan para pelaku pasar alasan untuk kembali mengoleksi mata uang dalam negeri.

Rupiah Senin pagi ini terpantau berada pada posisi 11460 per dollar AS. Rupiah mengalami penurunan signifikan sebesar 45 poin dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Di akhir perdagangan Jumat sore rupiah ditutup pada posisi 11415 per dollar AS.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami rebound terbatas setelah sempat bergerak melemah tajam. Nilai tukar mata uang lokal ini diperkirakan bakal mengalami pergerakan pada kisaran 11350 – 11500 per dollar.

Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN                       

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*