Rupiah melemah nyaris 12.500 per dolar AS

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu sore melemah nyaris 12.500 per dolar AS karena pelaku pasar masih menantikan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat mengubah suku bunga utama.

Rupiah sore tadi berada pada 12.492 per dolar AS, melemah 22 poin dibanding posisi penutupan pada hari sebelumnya 12.470 per dolar AS.

“Jika sinyal the Fed menunda kenaikan suku bunganya, maka potensi rupiah berbalik arah bisa terjadi,” kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga dipicu ekspektasi pasar terhadap data ekonomi Indonesia seperti inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang belum membaik secara signifikan.

“Januari 2015 diperkirakan kembali mencatatkan inflasi meski masih relatif stabil, sementara neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2014 juga masih defisit, kondisi itu yang masih membayangi laju rupiah,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, sentimen negatif dari AS dan dalam negeri itu masih dapat diimbangi kebijakan dari bank sentral Eropa (ECB) yang akan mengeluarkan stimulus keuangannya.

“ECB yang akan melakukan quantitative easing dapat mendorong likuiditas keuangan global meningkat, negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang masih memiliki potensi pertumbuhan akan mendapatkan dampak positifnya,” katanya.

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, menambahkan bahwa kebijakan ECB itu akan mendorong pelaku pasar keuangan masuk ke instrumen aset berisiko termasuk mata uang rupiah. Jadi peluang rupiah menguat dalam waktu dekat masih ada.

Di sisi lain, lanjut dia, secara fundamental ekonomi Indonesia pada tahun ini masih cukup positif untuk mendukung penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS. Harapan pertumbuhan ekonomi domestik di level 5,7 persen pada tahun ini masih cukup kuat.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 12.498 per dolar AS, melemah tipis dari sebelumnya 12.493 per dolar AS.

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*