Rupiah melemah menjadi Rp13.605 per dolar AS

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah 57 poin menjadi Rp13.605 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.543 per dolar AS.

“Data ekonomi AS yang dirilis membaik membuat meningginya harapan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat memicu penguatan dolar AS di kawasan Asia, termasuk rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa prediksi Atlanta Federal Reserve menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS triwulan IV membaik ke 2,3 persen secara tahunan.

Data indeks aktivitas non-manufaktur AS menunjukkan kenaikan pada bulan Oktober, menjadi 59,1 dari bulan sebelumnya 56,9. Dan beberapa data lainnya yang juga relatif positif memungkinkan bank sentral AS menaikan suku bunga acuannya.

“Dalam pidatonya, Gubernur bank sentral AS Janet Yellen mengatakan kemungkinan kenaikan Fed rate di Desember walaupun kenaikan akan bertahap mengikuti laju perbaikan perekonomian AS,” paparnya.

Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar uang selanjutnya yakni tertuju pada klaim data pengangguran Amerika Serikat, jika data itu nanti dinilai positif maka dapat memperjelas peluang kenaikan suku bunga akhir tahun.

Kendati demikian, menurut dia, adanya harapan positif dari pertumbuhan ekonomi domestik triwulan III tahun ini yang akan mencatatkan pertumbuhan berpeluang membantu penguatan rupiah.

Konsensus angka pertumbuhan triwulan III sebesar 4,8 persen secara tahunan, sementara prediksi Bank Indonesia 4,85 persen.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri masih dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS. Dari dalam negeri, pelaku pasar uang diperkirakan mengapresiasi paket kebijakan ekonomi jilid VI, sementara dari eksternal terkait kebijakan bank sentral Eropa (ECB) yang akan menambah stimulus moneternya.

“Serangkaian sentimen positif dari dalam negeri dan Eropa akan menopang rupiah,” katanya.

Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*