Rupiah Melemah, Makin Banyak Orang Berburu Dolar AS

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap rupiah. Hal ini mendorong minat masyarakat untuk berburu mata uang negeri Paman Sam ini.

Seperti yang terjadi di salah satu lokasi penukaran valuta asing (valas) yang sempat didatangi detikFinance yakni PT Ayu Masagung Money Changer yang belokasi di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.

Ayu, salah seorang petugas di tempat ini menjelaskan, pembelian dolar AS justru biasanya menunjukkan tren peningkatan bila nilai dolar AS meningkat.

“Justru makin tinggi nilai dolarnya, malah makin banyak yang cari. Karena banyak yang takut dolar jadi langka,” ujar dia, Senin (30/6/2014).

Sayang ia tidak bisa mengungkapkan berapa besar nilai transaksi rata-rata harian di tempatnya tersebut. Namun demikian, dirinya memeberkan, rata-rata transksi yang terjadi dilakukan oleh pihak korporasi atau perusahaan selalu dalam jumlah besar.

“Kalau nilai hariannya kita tidak bisa sebutkan. Tapi kalau untuk transaksi emang lebih banyak yang dari perusahaan, memang biasanya transaksi dalam jumlah besar,” tutur dia.

Untuk dapat melakukan penukaran, masyarakat hanya perlu datang langsung dan melakukan transaksi seperti biasa. “Tapi biasanya kita persilakan untuk telepon dulu. Kalau kita sedang ada stoknya ya kita bilang ada, mereka bisa langsung datang. Kalau kita sedang tidak ada, kita tawarkan mereka untuk tunggu, kalau sudah ada baru kita panggil. Biasanya seperti itu,”

Di tempatnya sendiri, lanjut dia, perusahaan menetapkan harga beli dari masyarakat adalah Rp 11.895 per dolar AS, sedangkan untuk harga jual kepada masyarakat adalah Rp 11.945 per dolar AS.

“Kalau masyarakat mau jual, kita beli Rp 11.895 per dolar AS, kalau masyarakat mau beli dari kita jualnya Rp 11.945 per dolar AS. Biasanya kita update setiap jam. Kalau perubahan setiap menit malah berubah. Jadi kalau mau transaksi bisa langsung cek aja ke kita,” pungkasnya.

Dikatakan Ayu, salain US$ pihaknya juga melayani penukaran untuk semua mata uang asing. “Tapi memang yang transaksinya lumayan banyak itu yang dolar AS. Mungkin orang kan perlu untuk transaksi banyak yang patokannya pakai dolar AS ini,” tuturnya.

(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*