Rupiah Melemah ke Posisi Rp 14.100/USD

shadow

Benzano – Maraknya  sentimen internal membuat rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah.  Aksi demo dan datangnya Managing Director IMF membuat rupiah mendekati Rp 14.100 per USD.  Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, Selasa (1/9),  rupiah pada perdagangan Non-Delivery Forward (NDF) melemah 30 poin atau 0,22 persen ke Rp 14.097 per USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp 14.067 per USD.

Nilai tukar rupiah  sore ini sempat dibuka pada level Rp 14.061 per USD. Pergerakan perdagangan hari ini,  rupiah berada di kisaran Rp 14.028-Rp 14.113 per USD. Pergerakan 52 mingguannya, rupiah bergerak di kisaran Rp 11.690-Rp 14.196 per USD.  Bank Indonesia (BI) mencatat kurs tengah rupiah di level Rp 14.081 per USD. Angka tersebut melemah dibandingkan level sebelumnya di level Rp 14.027 per USD.

Data inflasi yang cukup stabil belum mampu menopang rupiah untuk kembali bergerak menguat, pelaku pasar masih menanti data ekonomi domestik lainnya seperti data neraca perdagangan Indonesia yang sedianya akan dirilis pada pertengahan bulan ini.

Data neraca perdagangan Indonesia periode Agustus mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan sebelumnya sehingga dapat menahan pelemahan rupiah lebih dalam.  BPS mencatat tingkat inflasi pada Agustus 2015 sebesar 0,39 persen, merupakan tingkat inflasi terendah pada bulan yang sama dalam enam tahun terakhir. Dengan inflasi pada Agustus tercatat 0,39 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-Agustus 2015 telah mencapai 2,29 persen dan inflasi secara tahunan (year on year) 7,18 persen.

Masih adanya spekulasi kenaikan suku bunga the Fed pada September ini menambah sentimen bagi dolar AS untuk kembali melanjutkan penguatannya terhadap mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah.  Sebagian pelaku pasar uang masih yakin the Fed akan menaikan suku bunga pada September ini. 

Sementara itu, Wakil Ketua Fed Stanley Fischer dalam simposium tahunan menyatakan inflasi Amerika Serikat cenderung meningkat, kondisi itu mendukung kenaikan suku bunga the Fed secara gradual.  Selain itu, pelaku pasar uang juga masih dibayangi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok, situasi itu bisa berdampak negatif terhadap perekonomian di negara kawasan Asia.  Kekhawatiran atas kesehatan ekonomi Tiongkok memicu pasar keuangan negara berkembang dunia tertekan. Tiongkok akan menjadi fokus pada pekan ini, bersamaan dengan pernyataan The Fed mengenai suku bunganya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (1/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 14.081 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.027 per dolar AS. [Sugeng R]

 


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*