Financeroll – Melemahnya nilai tukar rupiah menjadi Rp 13.747 pada Rabu (12/8) pagi hingga siang salah satunya akibat pengaruh devaluasi atau menurunnya nilai mata uang Tiongkok yuan terhadap dolar. Ini salah satu efek dari devaluasi yuan kemarin akibat pelemahan yuan terhadap dolar maka Indonesia terikut juga, bukan hanya Indonesia tapi banyak juga yang lain.
Tertekannya rupiah juga disebabkan hal-hal lain misalnya apa yang terjadi di dalam negeri dan apa yang dilakukan pemerintah tentunya akan ada korelasinya dengan faktor eksternal juga. Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu siang bergerak melemah sebesar 140 poin menjadi Rp 13.747 dibandingkan posisi sebelumnya sebesar Rp 13.607 per dolar AS.
Mata uang domestik terkena dampak buruk dari kebijakan pemerintah Tiongkok yang melakukan devaluasi mata uang yuan. Posisi Indonesia sebagai salah satu rekan dagang utama Tiongkok dan eksportir komoditas akan membuat prospek perekonomian secara keseluruhan terkena dampak buruk akibat kebijakan pemerintah Tiongkok.
Devaluasi yuan itu dilakukan untuk mendongkrak tingkat kompetisi barang ekspor Tiongkok yang terus tergerus, karena semenjak 2011 pertumbuhan tahunan ekspor Tiongkok secara konsisten melambat, sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Akibat devaluasi yuan, hampir seluruh mata uang di Asia-Pasifik melemah cukup tajam bersamaan dengan turunnya harga komoditas. [Sugeng R]
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind