Rupiah Melemah ke Posisi Rp 13.608/USD

shadow

Financeroll – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (29/10) sore, melemah 128 poin menjadi Rp 13.608 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 13.480 per dolar AS.  Kurs rupiah mengalami tekanan seiring dengan potensi bank sentral Amerika Serikat (the Fed) akan menaikkan suku bunga pada Desember mendatang.

Pernyataan the Fed pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Oktober ini memberi sinyal kenaikan suku bunganya di bulan Desember tahun ini. The Fed tidak lagi menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak negatif dari lesunya ekonomi global. Dengan situasi itu maka peluang kenaikan suku bunga the Fed pada tahun ini cukup besar sehingga dolar AS cenderung terapresiasi terhadap mayoritas mata uang utama dunia.

Meski demikian, penguatan dolar AS terhadap rupiah masih dapat ditahan dengan mendorong daya beli masyarakat di dalam negeri, salah satunya dengan memangkas suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).  Daya beli masyarakat yang meningkat akan menjaga pertumbuhan ekonomi domestik ke depannya, pada akhirnya akan menopang mata uang rupiah.

Pasar saat ini juga sedang menanti data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal III tahun ini serta data klaim pengangguran.  Jika data itu dinilai positif pasar maka dolar AS berpotensi kembali menguat kembali.   Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis (29/10) mencatat nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 13.562 per dolar AS dibanding hari sebelumnya (27/10) Rp 13.630 per dolar AS. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*