Rupiah Melemah ke Posisi Rp 13.145/USD


shadow

Financeroll Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (22/5) sore, melemah 40 poin menjadi Rp 13.145 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya pada posisi Rp 13.105 per dolar AS.  Kurs rupiah kembali terdepresiasi setelah pada hari sebelumnya  Kamis, (21/5) sempat berada dalam area positif, faktor ketidakpastian dari bank sentral AS (the Fed) terkait kenaikan suku bunga membuat mata uang domestik mudah berubah.

Faktor eksternal masih menjadi sentimen utama bagi fluktuasi mata uang rupiah, volatilitas masih akan tinggi selama belum adanya kepastian waktu dari kenaikan Fed fund rate.  Secara psikologis,  sentimen yang belum pasti akan memicu pelaku pasar uang mengakumulasi nilai tukar yang dianggap dapat menjaga nilai aset, dalam hal ini dolar AS masih menjadi favorit investor.

Potensi rupiah bergerak naik masih terbuka menyusul pemerintah yang akan menerbitkan surat utang syariah (sukuk) global.  Penerbitan sukuk itu sejalan dengan rencana pembiayaan infrastruktur di dalam negeri sekaligus untuk memperkokoh fiskal pemerintah. Kondisi itu akan membuat ekspektasi perekonomian Indonesia akan tumbuh pada tahun ini.

Di sisi lain, laju dolar AS juga masih dibayangi tekanan seiring dengan hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengindikasikan Fed fund rate masih di level rendah. Para pemangku kebijakan the Fed merasa prematur untuk menaikan Fed fund rate pada Juni sehingga mengindikasikan masih melambatnya ekonomi AS.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (22/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.136 dibandingkan dengan hari sebelumnya (21/5) Rp 13.150.  [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*