Rupiah Melemah ke Posisi Rp 13.060/USD


shadow

Financeroll Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (18/5) sore, melemah sebesar 91 poin menjadi Rp 13.151 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di posisi Rp 13.060 per dolar AS.  Dolar AS bergerak menguat terhadap sebagian mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah menyusul sebagian pelaku pasar uang yang mengambil posisi ambil untung setelah pada pekan lalu mata uang AS itu cenderung mengalami pelemahanan.

Pelaku pasar mata uang saat ini juga sedang menunggu beberapa indikator ekonomi lainnya seperti data konstruksi tempat tinggal di Amerika Serikat yang akan diumumkan pada hari Selasa (19/5) dan hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (20/5) waktu setempat.  Di tengah antisipasi itu, pelaku pasar cenderung memegang aset safe haven seperti dolar AS.

Meski demikian,  penguatan dolar AS cenderung jangka pendek di pasar valas dalam negeri menyusul perkiraan ekonomi AS di kuartal dua mendatang cenderung melambat. Data ekonomi Amerika Serikat cukup pesimis seiring produksi industri dan konsumen AS yang menurun di bulan April.  Belum stabilnya data ekonomi AS memberikan spekulasi belum akan adanya kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed yang dipercepat sehingga dapat menambah daya rupiah untuk berbalik menguat.

Adanya harapan pasar akan penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI rate) juga diperkirakan dapat menopang rupiah.  Selain itu,  surplus neraca perdagangan senilai 454,4 juta dolar AS dan harapan akan kian sempitnya defisit neraca transaksi berjalan akan menambah sentimen positif bagi pasar obligasi yang pada akhirnya menopang mata uang rupiah.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (18/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.116 dibandingkan hari sebelumnya (15/5) Rp 13.090. [Sugeng]  


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*