Rupiah Melemah, Ini Tips untuk Para Pemain Valas

TEMPO.CO , Jakarta: Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa hari ini bisa jadi menjadi peluang para pemain pasar uang, khususnya pemegang dolar untuk menangguk gain atau keuntungan. Namun, apakah pemain valas harus benar-benar melepas dolarnya? Analis PT Bank Perhimpunan Saudara Tbk. Rully Nova memberikan tipsnya.

Menurut Rully, sebagai pemain valas, hal pertama yang harus dipahami adalah kondisi fundamental perekonomian dalam negeri. “Sebab biasanya, pemain lokal suka ikut-ikutan. Ikut panik saat melihat asing jualan,” kata Rully saat dihubungi, Rabu, 11 Maret 2015.

Pelemahan rupiah, menurut dia, harus dilihat secara mendasar, karena kerapkali hal tersebut bukan karena fundamental tapi lebih karena sentimen eksternal.

Penguatan dolar secara tajam terhadap semua mata uang dunia membuat nilai tukar rupiah kembali jatuh ke titik terendah selama tujuh belas tahun terakhir. Dalam perdagangan Rabu, 11 Maret 2015, rupiah yang sempat menyentuh level 13.245, akhirnya ditutup melemah 98 poin (0,75 persen) pada level 13.192 per dolar AS.

Walaupun menembus level Rp 13 ribu per dolar, namun menurut Rully, kondisi rupiah jika dibandingkan mata uang lain sebenarnya masih lebih baik. Untuk itu para pemain valas disarankan tak melakukan trading dulu dalam jangka panjang. “Ini faktor sentimen, jadi mending jangka pendek. Kalau bagus jual, kalau ada celah, beli lagi,” ujar Rully.

Selain dolar AS, mata uang yang sering diperdagangkan oleh para pelaku pasar uang adalah franch Swis, karena kondisinya lebih stabil. “Nilai tukarnya sekitar 0,98 franc per 1 dolar AS,” kata dia. Namun, seperti portofolio investasi lain, resiko kecil umumnya tak menghasilkan keuntungan lain.

FAIZ NASHRILLAH


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*