Rupiah Melemah, Industri Mebel Genjot Ekspor

Kamis, 27 Agustus 2015 | 22:03 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di Manggarai, Jakarta, 23 Juni 2015. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, produksi industri manufaktur kelas menengah besar sektor furnitur dan kerajinan kuartal pertama tahun ini, menurun 4,38% dibandingkan dengan kuartal IV/2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta – Pelaku industri mebel dan kerajinan Indonesia menjadikan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk menggenjot ekspor. Hari ini kurs rupiah sempat menyentuh lebih dari Rp14.000 perdolar Amerika Serikat. 

“Kami memanfaatkan momentum penguatan dollar dengan menggenjot volume ekspor agar untung dua kali lipat,” kata Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri), Abdul Sobur, saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2015.

Sobur mengatakan, peningkatan ekspor akan dilakukan dengan menambah kuantitas dan melebarkan pasar ekspor ke beberapa negara, yang belum tergarap.

“Akan ada tambahan target pasar baru, di antaranya ke Tiongkok dan Eropa Timur,” ujar Sobur.

Menurut dia, target ekspor industri mebel dan kerajinan 2 milliar dolar Amerika Serikat, namun hal itu masih sulit dicapai, karena banyaknya tantangan yang sulit untuk direduksi, salah satunya daya saing yang masih lemah.

“Daya saing industri kita lemah dibandingkan sesama negara regional terutama Viet Namh, maka sangat sulit diwujudkan,” ujarnya.

ANTARA


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*