Rupiah Mata Uang Sampah, Kok JK Marah?

Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla saat open house di kediamannya kawasan Haji Bau, Makassar, Sulsel, Selasa 29 Juli 2014. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla tak sependapat jika rupiah dianggap sebagai mata uang yang tak berharga. Ia terlihat kesal ketika ditanya seorang wartawan media online ihwal anggapan bahwa rupiah adalah “mata uang sampah”. “Apa? Ulangi lagi? Ulangi lagi?” kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 16 Desember 2014. (Baca: Sebab Rupiah Jadi Mata Uang ‘Sampah’)

“Jadi, kamu tidak pakai rupiah? Jangan ngomong begitu dong tentang rupiah,” ujar JK. “Rupiah jauh lebih kecil pelemahannya dibandingkan dengan yen, won, ringgit. Kita lebih baik daripada dia, jadi jangan bilang sampah Anda punya negeri.” (Baca : Menkeu: Dolar “Mudik”, Rupiah Menukik)

Pengamat pasar uang, Farial Anwar, mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar terus merosot lantaran rupiah tidak punya kemampuan mempertahankan stabilitas. “Sehingga rupiah masuk ke dalam daftar mata uang sampah. Ini yang memprihatinkan,” ujar Farial saat dihubungi Tempo, Ahad, 14 Desember 2014. (Baca: Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai)

Rupiah masuk ke daftar lima besar mata uang yang dianggap paling tidak berharga di dunia versi The Richest. Farial mengatakan fenomena tersebut terjadi akibat adanya pembenaran terhadap semakin merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “US$ 1 bisa mencapai puluhan ribu. Selalu ada pembenaran di level 10 ribu oke, 11 ribu oke. Harus ada upaya untuk mengendalikan ini,” ujarnya. (Baca: Lawan Dolar, Indonesia Unggul Ketimbang Malaysia)

PRIHANDOKO

Berita terpopuler:
Rini Soemarno Mau Jual Gedung BUMN ke Ahok
Jokowi Panjat Menara Intai Perbatasan di Sebatik
Pabrik Baja Krakatau Posco Meledak


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*