Rupiah Masih 'Melempem', Ini Alasan Menkeu Bambang

Jakarta -Nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS hanya berjarak beberapa poin dari level Rp 12.300.

Mengutip Reuters, dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.298. Sementara data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menyebutkan dolar AS di posisi Rp 12.295.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan, pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir lebih disebabkan faktor eksternal. Saat ini, dolar AS memang tengah menguat terhadap mata uang dunia.

“Mata uang dolar memang sedang menguat terhadap global,” ujarnya di Gedung Djuanda, komplek Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Penguatan dolar AS, lanjut Bambang, terutama terlihat terhadap mata uang negara-negara berkembang. Misalnya Brasil, Turki, India, Afrika Selatan, termasuk Indonesia.

Menurut Bambang, upaya yang harus dilakukan untuk menstabilkan nilai tukar adalah dengan menjaga fundamental ekonomi. Ini sudah dimulai dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Kenaikan harga BBM akan menghambat impor migas, sehingga kondisi neraca perdagangan dan transaksi berjalan membaik. Dampaknya, pasokan valas di dalam negeri lebih terjaga dan rupiah pun stabil.

“Jadi caranya kita jaga fundamental,” tukasnya.
Untuk saat ini, Bambang menilai rupiah masih sulit menghindari dampak penguatan dolar AS. Pasalnya, fundamental ekonomi belum terlalu membaik.
“Rupiah nggak mungkin lolos karena current account deficit (defisit transaksi berjalan) kita juga belum membaik,” jelasnya.

(feb/hds)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*