Rupiah Masih Loyo Pasca Reshuffle Kabinet, Ini Tanggapan Istana

Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin merombak jajaran Kabinet Kerja. Perombakan dilakukan saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah anjlok.

Beberapa menteri ekonomi yang diganti kala itu cukup menjadi perhatian. Ada empat menteri baru di bidang ekonomi, yaitu Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong.

Namun sepertinya perombakan itu tidak memberi sentimen positif di mata investor. IHSG dan rupiah tetap saja belum bisa menguat.

Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki, menjelaskan dalam posisi seperti itu, IHSG dan rupiah memang sulit untuk berbalik arah. Walaupun sebenarnya menurut Teten pergantian menteri adalah sentimen positif untuk investor.

“Memang reshuffle kabinet nggak mungkin bisa mengangkat rupiah atau saham. Karena ini hal yang menurut saya, siklusnya begitu dalam,” ungkapnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8/2015)

Gejolak yang terjadi di pasar keuangan memang diakibatkan oleh devaluasi yuan oleh China. Karena sehari sebelum pergantian menteri baru, yuan melemah sampai dengan 2%. Berlanjut pada hari yang sama.

“Ini karena gejala global, dengan didevaluasinya yuan,” sebut Teten.

Tidak hanya Indonesia juga mengalami persoalan tersebut. Hampir semua negara di dunia terkena dampaknya. Sekarang masyarakat harus memantau kinerja dari para menteri baru.

“Kita tunggu saja bagaimana para menteri baru ini yang punya reputasi ini bisa atasi persoalan ekonomi. Bisa arahkan pembangunan ekonomi masa depan lebih baik. Kalau sekarang, siapa pun memang akan berat, lihat semua juga susah,” terangnya.

(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*