Rupiah Masih 'Loyo', Ini Penjelasan BI

Jakarta -Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Hari ini, dolar AS bertengger di kisaran Rp 12.700.

Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Rabu (7/1/2015), dolar AS saat ini berada di posisi Rp 12.715. Menguat dibandingkan dengan penutupan pasar kemarin yaitu Rp 12.635.

Direktur Komunikasi Bank Indonesia (BI) Peter Jacobs menilai, kondisi rupiah saat ini terimbas dari perkembangan ekonomi global khususnya Eropa. Masalah di Yunani membuat dolar AS semakin ‘perkasa’ terhadap mata uang dunia.

“Tahun ini, rupiah diawali dengan pelemahan karena kondisi Eropa. Euro melemah karena Yunani bermasalah,” kata Peter saat dihubungi detikFinance, Rabu (7/1/2015).

Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras menyatakan bahwa pemilihan presiden kali ini bisa berakibat keluarnya Yunani dari Uni Eropa apabila Partai Syriza. Hal ini menjadi sentimen negatif, karena sejumlah pihak menduga besar kemungkinan partai tersebut akan menang dalam pemilihan pada Februari mendatang.

Menurut Peter, pelemahan rupiah saat ini masih sejalan dengan kondisi fundamentalnya. Di negara lain seperti Rusia, bahkan pelemahan mata uangnya sempat menembus angka 7%.

“Kalau rupiah dipaksa terus menguat kan aneh juga saat yang lain melemah. Rusia bahkan pernah melemah sampai 7%. Jadi rupiah sekarang sesuai dengan fundamentalnya,” jelas Peter.

Meski begitu, Peter menambahkan, BI sebagai otoritas moneter akan selalu berada di pasar mengawasi gerak rupiah agar tetap terkendali.

“Kondisi rupiah sekarang memang berada pada fundamentalnya. Tapi yang pasti BI akan selalu ada di pasar mengawal rupiah,” pungkasnya.

(drk/hds)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*