Rupiah 'Loyo' Sendirian, Ini Penyebabnya

Jakarta -Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Sementara mata uang negara-negara berkembang (emerging markets) cenderung menguat. Apa sebabnya?

Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Jumat (10/10/2014), menuliskan rupiah di posisi Rp 12.207 per dolar AS. Melemah dibandingkan kemarin yaitu Rp 12.190 per dolar AS.

Sementara mata uang negara-negara berkembang lain sebenarnya dalam tren menguat terhadap dolar AS. Data Reuters menyebutkan peso Filipina kala pembukaan pasar tercatat 44,73 per dolar AS, dan kini berada di posisi 44,71 per dolar AS.

Rupee India pun demikian. Saat pembukaan pasar, rupee diperdagangkan 61,16 per dolar AS. Sekarang, rupee menguat di 61,13 per dolar AS.

Eric Alexander Sugandi, Ekonom Standard Chartered Bank, menilai faktor politik membuat rupiah seperti melemah sendirian. “Faktor politik masih ada. Ini yang membuat rupiah tertekan,” katanya.

Investor, lanjut Eric, khawatir pemerintahan baru di bawah kepemimpinan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan kerepotan menghadapi parlemen yang didominasi kubu oposisi Koalisi Merah Putih.

Market melihat apakah nanti pemerintahan Pak Jokowi bisa efektif atau tidak,” ujarnya.

Selain faktor politik, tambah Eric, pelaku pasar juga menyoroti fundamental ekonomi Indonesia. “Jangan lupa, market juga concern terhadap fundamental ekonomi seperti current account (transaksi berjalan) yang masih defisit,” tegasnya.

(hds/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*