Rupiah Loyo, Dulu Pelaku Pasar Overconfident ke Jokowi

Jakarta -Nilai tukar rupiah masih belum menunjukkan taringnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Apalagi ditambah sentimen Yunani yang mau bangkrut, rupiah bisa makin terpuruk.

Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, lemahnya nilai tukar rupiah lebih kepada dampak dari persepsi pasar saja. Dulu pelaku pasar terlalu percaya bahwa Jokowi bisa membuat rupiah makin menguat.

“Mereka (investor) karena overconfident kan sebelumnya ke Indonesia, ke Pak Jokowi. Kemudian pada saat melihat ini, tiga bulan pertama boleh dibilang nggak ada apa-apa karena kan masih mengurusi APBN-P, terus masih ada masalah nomenklatur kementerian. Jadi boleh dibilang 6 bulan ini kan memang sangat minim sekali realisasi,” katanya usai bertemu Presiden Jokowi bersama para pakar ekonomi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (29/6/2015).

Menurut Destry, Jokowi akan mempercepat pembangunan aneka infrastruktur ini di semester II-2015. Program-program pemerintah lainnya juga akan digenjot terutama untuk merangsang daya beli masyarakat.

“Aku rasa itu bisa mengubah persepsi dari masyarakat yang sekarang mostly agak pesimistis. Walaupun sebetulnya pesimisnya dari high expectation (ekspektasi tinggi). Jadi even (meskipun) kita tumbuh 4,5% atau 4,9% tetap saja dianggapnya tidak prima,” jelasnya.

Sampai sore ini, dolar AS masih perkasa di kisaran Rp 13.368. Posisi tertinggi yang bisa diraih dolar AS ada di Rp 13.375.

(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*