Rupiah Jumat sore bergerak melemah

Jakarta (ANTARA News) – Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah 18 poin menjadi Rp12.193 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.175 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa mata uang dolar AS masih cukup kuat di pasar Asia, termasuk rupiah seiring dengan ekspektasi pelaku pasar bahwa perbaikan ekonomi AS lebih baik dibandingkan negara-negara di Eropa dan negara maju di Asia seperti Jepang.

“Rendahnya inflasi di beberapa negara Eropa menimbulkan potensi bank sentral Eropa melakukan pelonggaran moneternya, sehingga kondisi itu akan mendorong mata uang dolar AS terapresiasi,” katanya.

Menurut dia, penguatan mata uang dolar AS itu juga dipicu dari harga minyak dunia yang melemah setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) yang tidak menurunkan kuota produksinya.

Di sisi lain, lanjut dia, di tengah antisipasi pengumuman data ekonomi Indonesia pada awal pekan depan, pelaku pasar uang di dalam negeri cenderung menahan transaksinya untuk masuk ke mata uang rupiah sehingga pergerakan mata uang rupiah cenderung berada di arae negatif meski dalam kisaran sempit.

“Diharapkan data neraca perdagangan Indonesia ada sedikit mengalami perbaikan pasca penaikan BBM subsidi,” katanya.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah masih relatif stabil, dimulai sejak pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

“Setelah data ekonomi Indonesia terkait neraca perdagangan dan inflasi diumumkan pada pekan depan oleh Badan Pusat Statistik, diharapkan mata uang rupiah mengalami penguatan,” katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (27/11) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.196 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.179 per dolar AS.

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © ANTARA 2014


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*