Rupiah Juga Pukul Pasar Obligasi

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, harga-harga obligasi melemah sehingga otomatis yield-nya naik. Salah satu pemicunya adalah pelemahan nilai tukar rupiah atasu dolar AS.

Laju pasar obligasi sepanjang pekan kemarin belum menunjukkan adanya penguatan lanjutan dari pekan sebelumnya. “Tidak jauh berbeda dengan laju IHSG yang cenderung melemah sepanjang pekan kemarin, laju para obligasi pun juga turut mengalami nasib serupa di mana cenderung melemah,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (15/3/2014).

Berbagai sentimen mempengaruhi laju pasar obligasi. Mulai dari turunnya harga minyak mentah dunia, laju dolar AS yang kembali menguat sehingga nilai tukar rupiah cenderung melemah, hingga masih wait and see saat itu terhadap paket kebijakan pemerintah yang akan dirilis untuk membantu meredam gejolak rupiah saat ini.

Terlihat pergerakan harga obligasi, khususnya harga obligasi pemerintah yang masih kembali turun seiring dengan kembali naiknya yield yang merata pada seluruh tenor. “Kenaikan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor pendek (1-4 tahun),” ujarnya.

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan rata-data yield 46,6 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yield sekitar 33,10 bps; dan tenor panjang (8-30 tahun) turut mengalami kenaikan yield hingga 33,10 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 5 tahun kembali menurun harganya hingga 102,65 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 10 tahun berbalik turun harga hingga 31,55 bps.

Di pekan kemarin, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk seri sebagai berikut:

a. Seri SPN-S11092015 (new issuance) dengan imbalan secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 11 September 2015;

b. Seri PBS006 (new issuance) dengan imbalan sebesar 8,25% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2020;

c. Seri PBS007 (reopening) dengan imbalan sebesar 9,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2040;

d. Seri PBS008 (reopening) dengan imbalan sebesar 7,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2016.

Total penawaran yang masuk sebesar Rp7,63 triliun di mana seri SPN-S 11092015 memiliki penawaran yang masuk lebih tinggi sebesar Rp3,13 triliun dengan nilai yang dimenangkan ialah sebesar Rp500 miliar. Di sisi lain, untuk total keseluruhan penawaran yang dimenangkan hanya Rp 2,14 triliun.

Total penawaran yang masuk lebih rendah dari total penawaran yang masuk sebelumnya sebesar Rp9,66 triliun dengan penyerapan yang lebih rendah.

Dari empat seri SBSN yang ditawarkan, Pemerintah hanya menyerap 3 seri di mana seri PBS006 tidak diserap. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk setiap seri a.l Seri SPN-S11092015 (5,70%);

Seri PBS007 (8,16%); dan PBS008 (6,99%). Dari sisi bid to cover ratio memperlihatkan bahwa angka yang paling besar rasionya senilai 7,43x pada seri Seri PBS007 yang berdurasi lebih panjang sesuai dengan profil obligasi syariah pada umumnya yang memang untuk jangka panjang. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*