Rupiah Jangan Sampai Anjlok, BI Harus Tahan Suku Bunga

Jakarta -Bank Indonesia (BI) diharapkan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 7,5%, sebagai langkah antisipatif terhadap tekanan di nilai tukar rupiah. Bila diturunkan, maka peluang untuk menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin sulit.

Demikianlah riset dari PT Bank UOB Indonesia yang disampaikan oleh ‎Kepala Ekonom Ho Woei Chen kepada detikFinance, Minggu (4/10/2015)

Chen menjelaskan, pasar keuangan masih dalam ketidakpastian setelah Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) menunda suku bunga dan dimungkinkan akan direalisasikan pada akhir tahun. Dengan demikian, BI setidaknya harus mengikuti dari arah kebijakan moneter AS tersebut.

“Fed AS di ambang keputusan menaikkan suku bunga, bila BI menurunkan suku bunga, maka kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada rupiah. Untuk saat ini, kami mempertahankan panggilan kami untuk BI agar ditahan di 7,50% di 4Q15,” ujarnya.

Meskipun sebenarnya, ada beberapa kondisi di dalam negeri yang mendorong ke arah perbaikan ekonomi secara struktural. Seperti inflasi yang terkendali dan defisit transaksi berjalan yang diproyeksi bisa mencapai level 2%.

“Meskipun inflasi yang lebih rendah diharapkan 4Q dan kelemahan yang berkelanjutan dalam perekonomian, ada ruang terbatas untuk perbedaan kebijakan antara Indonesia dan AS, karena kekhawatiran dari arus keluar modal dan risiko lebih ke rupiah,” paparnya.

Pelemahan rupiah mengalami depresiasi sebesar 15,5% terhadap dolar AS (year to date). Torehan tersebut mengantarkan pelemahan rupiah sebagai yang terendah dalam 17 tahun terakhir.

“Namun, depresiasi rupiah telah melambat dalam seminggu terakhir dengan diperdagangkan sebagian besar terbatas pada Rp 14.570-14.830. Juga, NDF poin maju di kurva telah jatuh semalam dalam menanggapi pengumuman BI. Di pasar NDF, 1-tahun dolar AS/rupiah telah bergeser ke sekitar 16.497 dari 16.691 pada rabu,” terangnya.

“Kita masih memproyeksikan dolar AS lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang terhadap nilai tukar rupiah, dengan Rp 14.700 pada akhir 4Q15 dan 14.800 pada akhir-1Q16 secara rata,” pungkasnya.

(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*