Rupiah Gerus KLBF, Prospek Sahamnya?

INILAHCOM, Jakarta Pergerakan saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melemah seiring kondisi pasar yang tak kondusif akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Bagaimana prospek harga saham farmasi ini berikutnya?

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang saat ini berada di Rp13.525 tidak hanya berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Namun turut berimbas pada sejumlah emiten khususnya emiten farmasi Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Setelah pekan lalu saham KLBF bergerak bullish. Kendati Awal perdagangan pekan ini harga sahamnya sempat menguat di Rp1.705. Namun pekan ini pergerakan sahamnya kembali melemah. Kemarin harga sahamnya melemah tutup di Rp1.660.

David Sutyanto anlis riset First Asia Capital, mengatakan harga saham KLBF untuk Jumat (7/8/2015) memiliki support Rp1.620 dan resisten Rp1.720 per saham.

“Pergerakan harga saham KLBF yang berfluktuatif terutama dipicu kondisi pasar yang kurang kondusif terutama meningkatnya kekhawatiran pelemahan rupiah atas dolar AS dan melemahnya daya beli masyarakat seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik di semester pertama yang hanya 4,7%,” kata David kepada INILAHCOM di Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Namun bila dilihat kinerja perseroan sepanjang semester pertama 2015, pencapaian laba tumbuh positif di atas perkiraan pasar, meskipun pertumbuhan pendapatan bersih melambat. Sepanjang semester pertama 2015 pendapatan bersih hanya tumbuh 4,1% mencapai Rp8,72 triliun.

Pertumbuhan kinerja tersebut melambat dibandingkan 2014 lalu yang tumbuh 8,5%. Namun perseroan berhasil menekan biaya produksi tercermin dari kenaikan beban pokok pendapatan yang hanya 1,2% lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan bersih 4,1%.

Penekanan biaya produksi pada semester pertama 2015 membuat laba kotor berhasil tumbuh 7% mencapai Rp4,29 triliun. Marjin kotor berhasil naik mencapai 49,29% lebih tinggi dari semester pertama 2014 sebesar 47,88% dan 2014 lalu di 48,80%. Di bottom line, laba bersih berhasil tumbuh 7% mencapai Rp1,06 triliun.

Pertumbuhan laba KLBF di atas pertumbuhan laba 2014 lalu yang hanya 5,75%. Marjin bersih juga berhasil naik mencapai 12,19 dibandingkan semester pertama 2014 sebesar 11,85% dan 2014 lalu sebesar 11,89%. Ini terutama diakibatkan kenaikan penghasilan bunga 52%, sedangkan beban bunga justru turun 40,3%.

Merujuk pada pencapaian semester pertama, proyeksi pendapatan bersih perseroan tahun ini kami revisi turun dari proyeksi awal yang diperkirakan tumbuh 10% menjadi hanya 6,3% atau mencapai Rp18,46 triliun turun dari proyeksi sebelumnya Rp19,10 triliun.

Sedangkan laba bersih tahun ini kami revisi hanya tumbuh 7,28% dari proyeksi sebelumnya tumbuh 11%. Laba bersih tahun ini diperkirakan mencapai Rp2,21 triliun. Earnings per Share (EPS) tahun ini diperkirakan Rp47,26 turun dari proyeksi sebelumnya Rp49.

Pergerakan harga sahamnya sejak akhir Juni lalu bergerak dengan support di kisaran Rp1.620 hingga Rp1.640. Sedangkan resisten di kisaran Rp1.720 hingga Rp1.740. Sepanjang harga bertahan di atas Rp1.620, peluang rebound akan kembali terbuka.

Padaperdagangan sesi I Jumat (7/8/2015), pada pukul 11.23 WIB harga saham KLBF stagnan di Rp1.660. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*