Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp  14.246/USD

shadow

Financeroll – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (9/9) sore menguat 30 poin menjadi Rp 14.246 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 14.276 per dolar AS.  Saat ini, faktor domestik menjadi penopang mata uang rupiah. Pemerintah akan melakukan deregulasi kebijakan yang menjadi penghambat investasi dan aktivitas ekonomi, diharapkan langkah pemerintah itu dapat kembali menarik minat investor asing kembali masuk ke Indonesia.

Kebijakan pemerintah itu dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah untuk jangka menengah panjang. Apalagi, pemerintah juga merencanakan yang akan membolehkan warga negara asing untuk membuka rekening dolar AS di Indonesia.  Jika terealisasi maka akan memperkuat nilai tukar rupiah lebih tinggi ke depannya.

Saat ini, sebagian pelaku pasar juga mengesampingkan sejenak sentimen dari bank sentral Amerika Serikat yang akan menaikan suku bunganya. Ketidakpastian the Fed yang cukup lama membuat sebagian pelaku pasar uang menjadi ragu kenaikan suku bunga AS di bulan September ini.  Analis pasar uang BRI Syariah Rahmat wibisono menambahkan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih baik menjadi salah satu penopang bagi rupiah.

Gubernur Bank Indonesia juga menyampaikan berulang kali bahwa ekonomi Indonesia tidak ada masalah. Faktor kebijakan Tiongkok yang mendevaluasi mata uangnya yang menyebabkan rupiah terdepresiasi.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (9/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 14.244 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.285 per dolar AS.  

Meski menguat tipis, rupiah dinilai masih berada dalam tekanan negatif karena berada di atas Rp14 ribu per dolar AS.  Ada beberapa faktor penyelamat rupiah saat terjadi gejolak ekonomi. Pertama, masalah pengangguran yang harus diatasi. Kedua, faktor penyelamat rupiah, pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,7%  terbilang positif meski di bawah ekspektasi pemerintah.

Pendorong ketiga, dengan akan dikeluarkan paket kebijakan ekonomi yang mampu mengenerate stimulus perbaikan ekonomi ke arah yang lebih stabil.  Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (9/9) pagi bergerak menguat sebesar 21 poin. Kurs rupiah menjadi Rp 14.255 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.276 per dolar AS.  

Kurs rupiah terus mengalami pelemahan karena gejolak perekonomian global yakni kenaikan suku bunga The Fed yang masih belum pasti. Selain itu, kondisi perekonomian lokal juga belum mampu memberikan dorongan pada rupiah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, Rupiah terdepresiasi sekira 14 persen dari Januari hingga Agustus. Meski demikian, dia mengatakan hampir semua mata uang di Asia melemah.  Terlebih dengan adanya yuan dilemahkan, justru ada pergerakan dan volatilitas. Kurs rupiah umumnya kondisi baik, dan gejala sifatnya temporer. Hal tersebut semata-mata untuk menghindarkan Rupiah dari volatilitas yang tinggi seperti ketika masa krisis moneter. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*