Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp 13.784/USD

shadow

BenzanoLaju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (30/11) sore, bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp 13.784 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp 13.801 per dolar AS.  Penguatan mata uang rupiah pada awal pekan ini (30/11) cenderung ditopang oleh faktor teknikal setelah mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat ( 27/11).

Penguatan rupiah masih rentan karena belum didukung faktor fundamental ekonomi domestik.  Potensi pembalikan arah mata uang rupiah ke area negatif juga cukup terbuka jika data perekonomian Indonesia yang sedianya akan dirlis Badan Pusat Statistik (BPS) besok  Selasa (1/12) tidak sesuai harapan pasar.

Di sisi lain,  laju nilai tukar rupiah juga masih dibatasi oleh rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikan suku bunga acuannya. Diharapkan, bank sentral AS merealisasikan rencananya untuk menaikan suku bunga sehingga ada kepastian bagi pelaku pasar.  Yang dibutuhkan pelaku pasar yakni adanya kepastian dari the Fed, dengan begitu pelaku pasar dapat melakukan kalkulasi investasi ke depannya.

Di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS,  diharapkan pemerintah Indonesia dapat lebih agresif merealisasikan penyerapan anggarakan belanja modal dalam rangka perbaikan infrastruktur.   Infrastruktur yang membaik akan mendorong pertumbuhan ekonomi positif.  Sebaiknya, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin (30/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.840 dibandingkan hari sebelumnya (27/11) di posisi Rp 13.747 per dolar AS. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*