Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp 13.420/USD

shadow

Benzano – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (23/2) sore, menguat 18 poin menjadi Rp 13.420 per dolar AS dibandingkan dengan sebelumnya Rp 13.438 per dolar AS.  Mata uang rupiah melanjutkan penguatan terhadap dolar AS seiring dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang stabil. 

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (22/2) sore ini, berada di level 32,60 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 33,92 dolar AS per barel. Data keyakinan konsumen dan penjualan rumah tersedia di Amerika Serikat yang diprediksi lebih rendah dari sebelumnya juga menjadi salah satu faktor yang membebani laju dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.

Selain itu, sentimen positif lainnya bagi mata uang rupiah yakni pertimbangan investor terhadap langkah yang akan diambli oleh beberapa anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia untuk menahan level produksinya.  Kondisi itu berpotensi mendorong harga minyak dunia kembali masuk dalam tren penguatan.

Kurs rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS seiring dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang stabil.  Minimnya data ekonomi domestik membuat pergerakan rupiah cenderung lebih mengikuti dinamika perekonomian global, salah satunya fluktuasi harga minyak mentah dunia.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (23/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.397 dibandingkan hari sebelumnya (22/2) Rp 13.460.  

Sebagai informasi, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan wacana pemangkasan belanja di kementerian dan lembaga diperlukan karena memang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) perlu dievaluasi. Kemampuan penerimaan di APBN itu memang perlu dievaluasi, dihitung ulang dengan kondisi hari ini.   Anggaran yang dievaluasi berupa anggaran rutin sehingga diharapkan tidak mengancam anggaran infrastruktur.  

Pemangkasan difokuskan untuk belanja rutin dan subsidi rata-rata 10%. Sementara untuk infrastruktur, pemerintah saat ini tengah fokus melakukan pembangunan berbagai macam infrastruktur mulai dari jalan, pelabuhan dan lainnya.  Sebelumnya pemerintah mempertimbangkan memangkas belanja senilai Rp 200 triliun, hal itu untuk mengantisipasi tidak tercapainya penerimaan akibat penurunan harga minyak.  Pemerintah menargetkan penerimaan negara sebesar Rp 2.096 triliun tapi jika terjadi pemangkasan belanja maka menjadi Rp 1.900-an triliun. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*