Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp 13.020/USD

shadow

Financeroll – Laju rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal pekan ini, Senin (14/3)  menjauh dari zona hijau.  Sementara, berdasarkan data  dari Limas, rupiah berada di level Rp 13.055/USD.  Posisi ini tidak lebih baik dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp 13.045/USD.

Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp 13.020/USD. Posisi ini menguat dari posisi sebelumnya di posisi Rp 13.087/USD.  Data Bloomberg menunjukkan, rupiah berada pada level Rp 13.057/USD. Posisi itu masih tercatat menguat jika dibanding penutupan sebelumnya yang berada di level Rp 13.074/USD.

Seperti dikutip dari Reuters hari ini, pasar mata uang relatif tenang pada hari ini atau stabil setelah pekan lalu goyah. karena investor sedang fokus pada pertemuan kebijakan Bank Sentral Jepang, dan Federal Reserve yang bisa memberikan penyegaran. Selain itu, juga menunggu keputusan suku bunga dari Bank Nasional Swiss, Bank Sentral Australia dan Norwegia pekan ini bersama dengan Bank of England. Semua pertemuan tersebut cenderung memberikan tes kemampuan bank sentral untuk berhasil dalam mengelola ekspektasi pasar.

Euro terhadap USD stabil di level 1,1136, tidak jauh dari level tertinggi satu bulan yang berada di level 1,1218 pada Kamis ketika melonjak setelah Bank Sentral Eropa mereda secara luas, namun juga mengisyaratkan mungkin akan membatasi penurunan suku bunga di masa depan.

Laju USD terhadap yen juga tercatat mendatar setelah pada Jumat kemarin sempat naik 0,6%. Peningkatan risk appetite dengan meningkatnya saham telah mengangkat greenback terhadap yen dari yang rendah 112,225 sampai setinggi di level 114,45.

Di sisi lain, suku bunga acuan 7% diperkirakan bakal dipertahankan oleh BI sementara waktu. Langkah ini dipercaya untuk menjaga keseimbangan ekonomi. Sentimen tersebut diperkirakan membuat IHSG naik tipis pada kisaran 4.755- 4.870. Jika dicermati, aksi profit taking sebetulnya sudah terjadi pekan lalu, sehingga pekan ini investor akan kembali masuk, meskipun penguatannya tidak melompat terlalu tinggi.

Sentimen dari harga komoditas minyak tetap menjadi perhatian investor. Harga minyak global diperkirakan bergerak di level USD  40 per barel pekan ini. Hal tersebut akan dipicu oleh optimisme terhadap perbaikan ekonomi dunia. Bahkan, pihaknya percaya harga minyak bisa menembus level USD  50 per barel pada akhir tahun. Pelaku pasar dinilai menjadi lebih percaya diri menghadapi pasokan yang berkurang sementara permintaan minyak mulai meningkat. Setidaknya ada empat negara, termasuk Rusia, Arab Saudi, dan Iran, yang berkomitmen tidak akan mendongkrak produksinya agar tetap stagnan seperti periode Januari lalu.

Jumat lalu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2016 naik 0,96 poin atau 2,54% menjadi USD  38,8 per barel. Sedangkan minyak Brent  berada di level USD  40,75 per barel, meningkat 0,7 poin atau 1,75%. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*