Rupiah Ditutup Melemah ke Posisi Rp 13.879/USD

shadow

Benzano – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (26/1) sore, melemah 16 poin menjadi Rp 13.879 per dolar AS dibandingkan dengan sebelumnya Rp 13.863 per dolar AS.  Harga minyak mentah dunia yang kembali bergerak di bawah 30 dolar AS per barel kembali membebani mata uang rupiah.  Pelemahan harga minyak membuat mata uang rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS.

Harga minyak yang sempat menguat pada pekan lalu hingga di atas level 30 dolar AS per barel lebih disebabkan faktor teknikal jangka pendek, kecemasan akan berlebihnya persediaan masih menjadi penekan harga minyak mentah dunia.  Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (26/1) sore ini terpantau, berada di level 29,80 dolar AS per barel, turun 1,78 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di level 29,90 dolar AS per barel, 1,90 persen.

Meski demikian,  masih adanya harapan perekonomian domestik pada 2016 ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, akan menjaga fluktuasi rupiah stabil terhadap dolar AS.  Nilai tukar rupiah masih relatif stabil seiring dengan laju inflasi 2016 ini yang diperkirakan berada di level rendah.  Inflasi diperkirakan masih terjaga di level rendah, apalagi potensi Bank Indonesia menurunkan suku bunga (BI rate) cukup terbuka.

Melalui kebijakan BI rate yang rendah dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi, sehingga target inflasi rendah dan nilai tukar rupiah stabil dapat tercapai.  Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (26/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.904 dibandingkan Senin (25/1) Rp 13.844.  

Bank Indonesia (BI rate) dinilai bisa dipangkas sebesar 75 basis poin menjadi 6,75% hingga akhir 2016 karena terkendalinya inflasi dan tekanan eksternal yang mereda.  BI tidak akan membutuhkan waktu lama untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. Selain inflasi, perbaikan indikator ekonomi domestik juga akan semakin membuat BI leluasa untuk memotong kembali suku bunganya. Untuk laju inflasi, setelah hanya berada di level 3,35% pada 2015, Aldian memprediksi laju inflasi akan berada di 4,6% pada 2016. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*