Rupiah Ditutup Melemah ke Posisi Rp 13.876/USD

shadow

BenzanoPergerakan  nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (8/10) sore, melemah 55 poin menjadi Rp 13.876 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 13.821 per dolar AS.  Penguatan mata uang negara berkembang termasuk rupiah cenderung tertahan seiring dengan pelaku pasar uang yang sedang menantikan laporan keputusan suku bunga acuan AS dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini.

Meski pasar memperkirakan tidak ada perubahan pada suku bunga AS, namun investor mengambil posisi hati-hati terhadap pernyataan kebijakan moneter bank sentral AS (the Fed) untuk mencari tahu kapan waktu suku bunga berpeluang dinaikkan.

Rapat FOMC dapat memberikan gambaran lebih rinci terkait indikator-indikator ekonomi yang menjadi penentu kenaikan suku bunga AS, serta waktu kenaikan suku bunganya (Fed fund rate).  Potensi rupiah kembali ke area positif masih terbuka. Sentimen dari harga komoditas yang dimotori harga minyak mentah dunia yang cenderung menguat masih menjadi sentimen positif bagi rupiah termasuk mata uang negara berkembang lainnya.

Kebijakan Ekonomi Jilid III yang lebih mengedepankan pada pembenahan kondisi makroekonomi lebih konkret dan terarah akan membuat aura positif pada rupiah ke depannya.  Kenaikan indeks dolar AS bersifat sementara sehingga tidak mengurangi potensi kenaikan lanjutan pada laju rupiah ke depannya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (8/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.809 per dolar AS dibanding sebelumnya Rp 14.065 per dolar AS. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*