Rupiah Ditutup Melemah ke Posisi Rp  13.713/USD

shadow

Benzano – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (23/11 sore, melemah 90 poin menjadi Rp 13.713 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 13.623 per dolar AS.  Mata uang dolar AS bergerak melemah seiring dengan harapan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed fund rate) masih cukup tinggi, situasi itu mendorong rupiah bersama kurs negara berkembang lainnya terkoreksi. 

Kurs  rupiah berpeluang mengikuti arus global sehingga ruang pelemahan mata uang domestik masih ada terutama akibat sentimen eksternal seperti peluang naiknya suku bunga AS karena dapat mendorong aliran dana asing di dalam negeri keluar.  Walaupun sentimen akan datang dan pergi, namun harapan kenaikan suku bunga AS masih membuka ruang pelemahan rupiah ke depan.

Pergerakan pasar uang juga masih dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral Eropa (ECB). Kebijakan ECB yang berlawanan terhadap rencana kebijakan moneter bank sentral AS (the Fed) memberikan tekanan bagi aset mata uang berisiko.  Prospek kenaikan suku bunga the Fed pada Desember sejauh ini belum berubah, para pemangku kebijakan AS semakin serius menaikan suku bunga acuan di bulan Desember mendatang.

Meski demikian,  kenaikan dolar AS masih cenderung terbatas karena para investor masih pesimistis terhadap laju kenaikan suku bunga the Fed akan agresif.  Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin mencatat nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 13.696 per dolar AS dibandingkan Jumat (20/11) di posisi Rp 13.739 per dolar AS.  [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*