Rupiah Diprediksi Masih Ganduli Obligasi

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan ke depan, laju pasar obligasi diprediksi melemah seiring arah pelemahan nilai tukar rupiah yang diprediksi masih jadi sentimen negatif.

“Dari lelang terakhir memperlihatkan,tidak banyak pelaku pasar yang masuk dalam lelang tersebut seiring maraknya sentimen negatif yang membuat pelaku pasar lebih memilih wait and see,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (15/3/2014).

Volume perdagangan obligasi pun terlihat tidak terlalu ramai seiring pergerakan IHSG yang juga datar cenderung turun. “Apalagi masih adanya sentimen pelemahan nilai tukar rupiah turut memperlemah aktivitas transaksi obligasi,” ujarnya.

Dalam sepekan depan, laju pasar obligasi pun masih berpotensi melanjutkan pergerakan turun terutama jika data-data ekonomi yang dirilis tidak mampu membangkitkan minat pelaku pasar untuk kembali bertransaksi lebih.

Dengan demikian, jikapun terdapat pelemahan lanjutan, diharapkan tidak akan terlalu dalam pelemahannya. Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang 65 hingga 120 bps. “Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” tuturnya.

Sepekan ke depan, pemerintah Indonesia akan kembali melakukan Lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah pada hari Selasa, 17 Maret 2015. Jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp10 triliun dengan seri-seri sebagai berikut:

a. Seri SPN12160304 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 4 Maret 2016;

b. Seri FR0069 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 7,875% dan jatuh tempo pada tanggal 15 April 2019;

c. Seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 9,000% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2029; dan

d. Seri FR0067 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,750% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2044.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*