Rupiah di Bawah Level Psikologis,Ini Kata Pengamat

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada – (Foto: inilahcom)

INILAHCOM, Jakarta – Merosotnya nilai tukar rupiah sampai Rp 14.220-14.230 per US$, atau di bawah angka psikologis Rp 14.200 per US$, di duga akibat belum jelasnya bank sentral AS, The Fed mengerek naik suku bunga.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan negatif dari mata uang Garuda ini, memang cukup memprihatinkan.

“Nilai tukar rupiah berada di area negatif setelah data kerja Amerika Serikat yang dirilis beragam itu. Inilah yang menimbulkan ketidakjelasan bagi pasar, kapan Federal Reserve akan menaikan suku bunganya itu,” kata Reza di Jakarta, Senin (7/9/2015).

Menurut Reza, angka penggajian non pertanian atau non farm payrolls (NFP), memang meningkat, namun masih di bawah estimasi pasar. Sementara tingkat pengangguran di bulan Agustus mengalami penurunan.

“Di sisi lain, pelemahan sejumlah indeks manufaktur Cina dan Korea Selatan menambah sentimen negatif bagi mata uang di negara berkembang,” papar.

Dari dalam negeri, kata Reza, pelaku pasar masih menunggu terhadap rilis data neraca perdagangan periode Agustus yang akan dirilis pada pertengahan bulan September ini. Jadi, wajarlah apabila penguatan rupiah masih tertahan.

“Minimnya sentimen positif baik dari dalam negeri maupun eksternal membuat laju rupiah masih mengalami tekanan,” kata Reza.

Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menambahkan, pelemahan nilai tukar rupiah mengurangi daya tarik aset investasi berdenominasi rupiah. Situasi itu akan mempengaruhi investor asing di dalam negeri.

Selain itu, kata dia, pelaku pasar sedang menanti data cadangan devisa pada pekan ini. Meski Bank Indonesia telah menyatakan level cadangan devisa cukup aman, tetapi jika turun dapat memengaruhi kenyamanan investor asing. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*