Rupiah dan Won pimpin jatuhnya mata uang Asia

SINGAPURA. Rupiah dan won Korea Selatan memimpin jatuhnya mata uang Asia, Kamis (10/9). Imbas dari kekhawatiran perlambatan ekonomi China dan prospek kenaikan suku bunga The Fed.

Ringgit Malaysia dan rupiah sama-sama jatuh ke level terendah sejak 1998 dipicu merosot pasar saham global  menjelang 16-17 September pertemuan Fed. Baht Thailand merosot ke level terendah sejak Maret 2009.

Won Korea jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir, turun 0,5%. Dana asing yang keluar telah mengupas pasar saham Korea pekan ini sebesar US$6,2 miliar.  Bank of Korea akan mempertahankan suku bunga acuan pada 1,5% pada pertemuan pada hari Jumat, menurut 16 dari 18 ekonom yang disurvei Bloomberg.

“Won lemah karena volatilitas pasar global dan kekhawatiran tentang pasar negara berkembang. Ini juga di bawah tekanan karena investor asing menjual saham Korea,” kata Jeon Seung Ji, seorang analis mata uang Samsung Futures Inc.

Sebelumnya, merujuk data tenaga kerja AS, Rabu (9/9) kian menumbuhkan spekulasi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. Sementar, China akan melaporkan data penjualan ritel dan output pabrik Minggu. Selandia Baru menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya dalam tiga bulan, menambah gelombang global pelonggaran moneter sebagai langkah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan.

“Ada banyak ketidakpastian di pasar dan data China yang kemungkinan besar akan mengecewakan. Downgrade Brasil dan penurunan suku bunga di Selandia Baru menyoroti tantangan bagi perekonomian global. Pertemuan Fed menambah ketidakpastian dan menambah kekuatan bagi dollar,” kata Andy Ji, ahli strategi mata uang Commonwealth Bank of Australia.

Ringgit melemah 0,4% pada hari Kamis (10/9) . Ini sebelumnya turun sebanyak 1,2% menjadi 4,3798 per  dollar AS, tingkat terendah sejak Januari 1998 ketika itu mencapai rekor 4,8850 . Rupiah Indonesia dan rupee India turun 0,5%.

Editor: Yudho Winarto.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*