Rupiah dan IHSG 'Tersihir' Jokowi Effect, Agus Marto Berpendapat beda

Jakarta -Akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat. Kalangan pelaku pasar saham mengatakan ini karena sentimen positif pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) oleh PDIP.

Namun, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo punya pendapat berbeda. Menurut Agus Marto, kenaikan IHSG dan nilai tukar rupiah bukan karena seorang figur.

“Tetapi memang Indonesia di tahun 2013 diperhatikan dunia karena sebagai negara berkembang diasosiasikan dengan negara berkembang lain yang punya kelemahan yaitu transaksi berjalan yang defisit dan capital outflow yang besar. Langkah yang diambil BI bersama pemerintah di tahun 2013 bisa menjaga kepercayaan dunia kepada Indonesia. Kita perhatikan pertumbuhan dan kita jaga betul stabilitas sistem keuangan kita. Dan membawa pertumbuhan ekonomi yang sedikit lebih rendah tetapi berkesinambungan,” tutur Agus Marto.

Hal ini disampaikan oleh Agus Marto ketika ditemui di kantornya, Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (17/3/2014).

Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan, Jumat (14/3/2014), IHSG ditutup melompat 152,476 poin (3,23%) ke level 4.878,643. Sementara dolar jatuh dari kisaran Rp 11.400 menjadi Rp 11.255.

Agus mengatakan, tahu ini potensi perekonomian Indonesia di tahun ini cukup baik. Sementara kekhawatiran soal defisit transaksi berjalan sudah bisa diatasi. Di pasar modal, pelaku pasar saham juga mulai percaya diri, karena kekhawatiran soal pengurangan stimulus oleh bank sentral AS, atau Federal Reserve (The Fed) yang ternyata tak besar pengaruhnya.

Memang Agus Marto mengakui, gelaran pemilu tahun ini jadi perhatian pelaku pasar saham. Next

(dnl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*