Rupiah Bukan Lagi Mata Uang Terburuk di Asia

Jakarta -Nilai tukar rupiah menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak pekan lalu. Melemahnya mata uang Paman Sam membuat rupiah tak lagi yang terburuk di Asia.

Sebelumnya, ada dua mata uang yang kinerjanya paling buruk di Asia tahun ini yaitu rupiah dan ringgit Malaysia. Dua mata uang negara yang berdekatan ini sempat jatuh cukup dalam hingga menyentuh titik setara krisis moneter (krismon) tahun 1998.

Tapi semua itu berubah setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menahan tingkat suku bunga acuannya nyaris nol pada pertemuan September lalu.

Para spekulan yang berharap suku bunga AS naik pun akhirnya menarik dolarnya dari AS dan menyimpannya kembali di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Alhasil dolar AS pun merosot tajam dari posisi tertingginya di Rp 14.700 pekan lalu menjadi di kisaran Rp 13.300-an pekan ini, jatuh hingga lebih dari 1.000 poin.

Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (13/10/2015), secara tahunan (year to date) rupiah kini hanya melemah 6,8% yang sebelumnya sempat 18%. Awal tahun dolar AS di posisi Rp 12.658, sedangkan hari ini sudah di kisaran Rp 13.400-an.

Pelemahan dolar AS juga terjadi di ringgit Malaysia. Sayangnya, ringgit hanya naik sedikit. Akibatnya ringgit masih minus 17% secara tahunan.

Pelemahan juga terjadi di mata uang negara-negara Asia lainnya, seperti rupee India, baht Thailand, dolar Singapura, dan lain-lain.

(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*