Republika/ Wihdan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Melemahnya nilai mata uang tak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan mata uang Rusia Rubel jatuh lebih dari 50 persen pada 2014 ini.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menyebut memburuknya perekonomian Rusia tak akan berpengaruh pada investasi di Indonesia. Bahkan, ia menilai investasi Rusia di Indonesia tak pernah jelas.
“Sejak dulu investasi dengan Rusia ndak jelas Indonesia,” katanya di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Kamis (18/12).
Ia pun mengakui perekonomian di Rusia saat ini dalam masa sulit. Pergerakan nilai tukar mata uang Rusia ini mengalami penurunan tajam. Sehingga negara tersebut menaikkan suku bunga acuan.
Penurunan mata uang Rusia ini merupakan rekor terburuk sejak krisis 1998. Mata uang Rusia menghadapi tekanan sanksi-sanksi negara barat terkait krisis di Ukraina serta menurunnya harga minyak dunia.
Melemahnya nilai mata uang juga terjadi di beberapa negara akibat membaiknya perekonomian di Amerika Serikat. Sehingga nilai tukar dollar pun semakin menguat.
Sebelumnya, saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam APEC di Beijing, Presiden Jokowi pun meminta Rusia untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Kedua negara ini pun sepakat untuk tetap meningkatkan nilai perdagangan hingga lima miliar dolar AS pada 2015.
Reporter : Dessy Suciati Saputri |
Redaktur : Julkifli Marbun |
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.(QS At Taubah ( 9:20))
—
Distribusi: Republika Online RSS Feed
Speak Your Mind