Ruang Penguatan Saham SMCB Masih Lebar

INILAHCOM, Jakarta – Pergerakan harga saham Holcim Indonesia (SMCB) sejak pertengahan November lalu bergerak konsolidasi di area downtrend. Secara mingguan trennya rebound setelah bergerak dalam downtrend sejak awal Agustus lalu.

First Asia Capital, dalam riset hariannya, Senin (9/12/2014) mengungkapkan, harga saham Holcim Indonesia Tbk (SMCB) akhir pekan lalu berhasil rebound di area downtrend. “Untuk jangka panjang, investor bisa mengakumulasi saham sektor semen lapis dua ini mengingat ruang penguatan yang lebar ketimbang ruang ke bawah,” ungkapnya.

Sementara untuk jangka pendek peluang penguatan akan menguji resisten di Rp2.355. Sedangkan level support di kisaran Rp2.250 hingga Rp2.275. “Pelaku pasar bisa melakukan trading di saham ini untuk jangka pendek di area pergerakan kisaran harganya. Trading Buy, SL 2.230,” saran First Asia.

Masih menurut First Asia Capital, pada harga saat ini Rp2.290 saham SMCB ditransaksikan dengan price earning (PE) 20,8 kali (estimasi 2014) dan PE 12,6 kali (estimasi 2015). Risiko kinerja perseroan adalah depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Saat ini rata-rata PE industri semen 19x. Harga saham SMCB berpeluang ditransaksikan dengan PE 17 kali atau mencapai Rp3.084 atau punya ruang penguatan 35% dari harga saat ini.

Menurut riset tersebut, dari sisi kinerja, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan industrinya. Hal ini tercermin dari volume penjualan semen perseroan hingga kuartal tiga tahun ini (3Q14) yang mencapai 6,26 juta ton naik 3,9% (yoy). Pertumbuhan volume penjualan SMCB masih lebih baik ketimbang industrinya yang hanya tumbuh 3,4% periode yang sama.

Dari sisi biaya, industri semen tahun ini menghadapi peningkatan biaya yang dipicu kenaikan tarid dasar listrik (TDL) hingga 65%. Hal ini memaksa industri menaikkan harga jual rata-rata 4%-5%.

Tantangan lainnya yang dihadapi industri semen adalah daya beli yang rendah akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional terutama di industri properti yang menyerap konsumsi semen hingga 70%. Tahun depan diperkirakan industri semen akan tumbuh lebih baik dari tahun ini terutama dipicu pertumbuhan di sektor properti nasional.

Penurunan harga minyak mentah internasional akhir-akhir ini juga turut membantu meringankan biaya produksi karena penggunaan BBM industri yang berpeluang turun harganya,. Namun di sisi distribusi akan meningkat akibat kenaikan harga BBM subsidi baru-baru ini.

Penjualan tahun ini diperkirakan tumbuh 8,75% di atas pertumbuhan 2013 sebesar 7,5% atau mencapai Rp10,53 triliun. Sedangkan tahun depan pertumbuhan penjualan diproyeksikan 10% mencapai Rp11,59 triliun.

Di bottom line laba bersih tahun ini diperkirakan turun 11,5% mencapai Rp842,69 miliar dengan marjin 8%. Sedangkan laba bersih 2015 diproyeksikan tumbuh 65% mencapai Rp1,39 triliun dengan marjin 12%. Earning per share (EPS) proyeksi tahun ini dan 2015 diperkirakan masing-masing Rp109,97 dan Rp181,45. [mdr]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*