Rontoknya Ekspor Bijih Besi, Batu Bara, dan CPO Picu Defisit Perdagangan

Rontoknya Ekspor Bijih Besi, Batu Bara, dan CPO Picu Defisit Perdagangan

Jakarta -Neraca perdagangan pada Januari 2014 tercatat defisit US$ 430,6 juta, karena ekspor hanya US$ 14,48 miliar sedangka impornya capai US$ 14,92 miliar. Ada beberapa komoditi ekspor yang lesu kinerjanya sehingga memicu defisit perdagangan pada Januari 2014.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ini merupakann dampak dari pelarangan ekpor hasil tambang dalam bentuk mentah mulai 12 Januari 2014. Kemudian juga adalah penurunan ekspor batu bara dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

“Satu, ada pengaruh dari UU minerba khususnya terkait ekspor bijih besi. Kedua, terkait ekspor batu bara dan palm oil. Wajar di Januari itu mereka recontracting again. Kontrak dari ekspor batu bara itu sekarang 3 bulan, Januari ini mereka buat kontrak lagi. Seasonility-nya di Januari rendah,” ujar Perry di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/3/2014)

Menurutnya ada peningkatan ekspor manufaktur yang cukup signifikan. Sehingga mampu untuk menjaga neraca perdagangan menjadi tidak terlalu buruk.

Terutama untuk Amerika Serikat (AS) yang sejak akhir tahun permintaannya meningkat. Harga barang yang berlaku untuk sektor ini juga lebih membaik dari yang sebelumnya.

“Positif news-nya ekspor manufaktur meningkat. Memang secara total ekspor non mgias turun tapi kualitas neraca non migas semakin membaik,” sebutnya.

Ini pun juga akan berlanjut positif pada neraca transaksi berjalan yang masih defisit. Pada triwulan I-2014, diperkirakan defisit akan berada di bawah 2%.Next

(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Sumber: http://rss.detik.com/index.php/finance

Speak Your Mind

*

*