Risiko IHSG Masih Tinggi, Ini Saran 6 Saham

INILAHCOM, Jakarta-Anjloknya IHSG pekan lalu dinilai menunjukkan masih tingginya risiko pasar. Lajunya awal pekan ini pun cenderung melemah. Ini rekomendasi untuk enam saham.

IHSG akhir pekan lalu berhasil menguat terbatas 7 poin (0,14%) di 4.935,817 di tengah perdagangan yang berlangsung sepi dengan nilai transaksi di Pasar Reguler hanya Rp3,2 triliun dan pemodal asing masih keluar dari pasar dengan nilai penjualan bersih mencapai Rp426,7 miliar. “Rebound IHSG akhir pekan lalu terutama ditopang rebound sejumlah saham unggulan emiten bank BUMN seperti saham BBRI dan BMRI,” kata David Sutyanto, analis First Asia Capital kepada INILAHCOM di Jakarta, Senin (15/6/2015).

Namun, lanjut dia, selama sepekan IHSG anjlok 3,2% melanjutkan koreksi pekan sebelumnya 2,2%. Ini mencerminkan risiko pasar masih tinggi. “Dari eksternal, risiko pasar saham global pekan lalu dikhawatirkan dengan perkembangan negosiasi utang Yunani dan ekspektasi kenaikan tingkat bunga The Fed yang semakin menguat pada paruh kedua tahun ini,” ujarnya.

Kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed telah menekan mata uang emerging market termasuk rupiah. Pekan lalu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,2% melanjutkan pelemahan pekan sebelumnya 0,6%, mendekati level 13.400.

Akibat depresiasi rupiah yang terus berlanjut sepanjang tahun ini dan ditambah momentum menjelang bulan puasa dan Idul Fitri telah mendorong ekspektasi kenaikan inflasi. “Hal ini diperburuk dengan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini oleh Bank Dunia akhir pekan lalu menjadi hanya 4,7% dari proyeksi sebelumnya 5,2%,” papar dia.

Memburuknya sejumlah indikator makro ekonomi domestik telah membuat aset dalam rupiah menjadi tidak menarik di mata pemodal asing. Sepekan kemarin nilai penjualan bersih asing mencapai Rp2,9 triliun melanjutkan penjualan bersih pekan sebelumnya Rp1,3 triliun.

Sementara Wall Street akhir pekan lalu tutup terkoreksi. Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,78% dan 0,70% di 17.898,84 dan 2.094,11. Selama sepekan indeks DJIA dan S&P menguat tipis masing-masing 0,28% dan 0,06%.

Sentimen pasar yang menekan Wall Street akhir pekan lalu dipicu kekhawatiran negosiasi utang Yunani dengan kreditur akan menghadapi skenario terburuk. “Itu setelah tim IMF meninggalkan perundingan dan pasar lebih banyak menanti pertemuan The Fed pekan ini yang diharapkan bisa memberikan sinyal lebih jelas kapan kenaikan tingkat bunga akan dilaksanakan,” papar dia.

Menyusul perkembangan global yang kurang kondusif akhir pekan lalu dan menanti data neraca perdagangan Indonesia Mei pelaku pasar akan cenderung menahan aksi beli dan lebih memilih wait and see mengingat resiko pasar yang masih tinggi.

IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang terbatas cenderung melemah dengan kisaran pergerakan 4.910 hingga 4.950. Secara teknikal, support pertama IHSG berada di 4.910 dan support kedua 4.890. Di sisi lain, resisten pertama di angka 4.950 dan resisten kedua di angka 4.970.

Di atas semua itu, David menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*